STRUKTUR KURIKULUM 2013 BERKENAAN DENGAN KOMPETENSI KOGNITIF, PSIKOMOTOR, dan AFEKTIF
MAKALAH
untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu : Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd., Dra. HRA Mulyani, M.T.A., dan Triana Asih M.Pd.
Oleh :
Kelompok 2
Anifatul Rahmadhani (17320027)
Anis Sekar Malinda (17320021)
Ari Purnamasari (17320003)
Ashuri Yahya (17320030)
Dwi Novitasari (17320036)
Fadilla Rizka Febriyana (17320035)
Novalia Indah Ade P. (17320039)
Zaini Abrori (17320034)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Maret 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Evaluasi Pembelajaran dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi dimana dalam makalah ini kami membahas tentang Struktur Kurikulum 2013 Berkenaan dengan Kompetensi Kognitif, Psikomotor, dan Afektif.
Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
Bapak Dr. AgusSujarwanta, M.Pd.,Ibu Dra. HRA Mulyani, M.T.A., dan Ibu TrianaAsihM.Pdselaku dosen matakuliah Evaluasi Pembelajaran dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi
Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, serta
Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini serta segala sumber referensi yang telah kami gunakan.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Metro, 28 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Rumusan masalah 2
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Penjabaran Struktur Kurikulum 2013 Revisi 2016 4
Penjabaran Konsep Kompetensi Afektif, Kognitif dan
psikomotorik 8
Jenis Evaluasi atau Instrumen Penilaian Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik 14
Teknik Penilaian Instrumen Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik 16
Contoh Instrumen yang dikembangkan dari Kompetensi dasar Kognitif dan Psikomotorik 21
BAB III PENUTUP 22
Kesimpulan 22
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, evaluasi tidak hanya perlu dilakukan untuk mengetahui hasil belajar. Evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk menilai proses pengajaran yang telah dilakukan oleh guru. Evaluasi untuk mengetahui hasil belajar bisa digunakan untuk acuan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, untuk penilaian pengajaran tentu juga dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan pengajaran serta mengetahui kekurangan dan kelemahan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, guru dapat memperbaiki sistem mengajar yang dipakai olehnya sehingga kemampuan dan kualitas mengajar guru dapat menjadi semakin baik dan semakin baik.
Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus menerus, bahkan setiap selesai melakukan pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian. Evaluasi pada proses pengajaran yang dilakukan secara terus menerus dapat membuat pengajaran guru semakin berkembang. Guru semakin mampu menerapkan sistem pengajaran yang tepat antara pengajaran satu dengan proses pengajaran lainnya terutama sistem pengajaran antar materi pembelajaran.
Dengan sistem evaluasi yang baik maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik dengan tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya, seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945, alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang mempakan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana evaluasi dan struktur kurikulum 2013 yang berkenaan dengan kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjabaran struktur kurikulum 2013 revisi 2016 ?
2. Bagaimana penjabaran konsep kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
3. Apa saja jenis evaluasi atau instrumen penilaian kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
4. Bagaimana teknik penilaian instrumen kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
5. Bagaimana contoh instrumen yang dikembangkan dari kompetensi dasar kognitif dan psikomotorik ?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjabaran struktur kurikulum 2013 revisi 2016.
2. Untuk mengetahui penjabaran konsep kompetensi afektif, konitif dan psikomotorik.
3. Untuk mengetahui jenis evaluasi atau instrumen penilaian kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik.
4. Untuk mengetahui teknik penulaian instrumen kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik.
5. Untuk mengetahui contoh instrumen yang dikembangkan dari kompetensi dasar kognitif dan psikomotorik.
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat Al-Qur’an
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “berlapang-lapanglah dalam majelis,” maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberi kelapangan untukmu . dan apabila dikatakan, ‘’berdirilah kamu,’’ maka berdirilah, niscaya allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadalah: 11)
Nicko dan Brokhart (2007) mendefinisikan sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. Fokus evaluasi dalam konteks ini adalah inividu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelopok peserta didik atau kelas. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai objek evaluasi yaitu prestasi belajar, perilaku, motivasi diri, minat, dan tanggung jawab.
Mardapi (2004) Dalam konteks lembaga evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Penjabaran Struktur Kurikulum 2013 Revisi 2016
Sepanjang kurikulum 2013, Kurikulum 2013 mengalami perbaikan. Perbaikan itu dilakukan karena dalam pelaksanaanya sejak pertama kali diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di beberapa sekolah percontohan masih terdapat sejumlah masalah yang memberatkan guru, misalnya dalam hal penilaian, model pembelajaran, dan pembatasan taksonomi proses berfikir siswa.
Perbaikan tidak hanya berasal dari dalam kementrian tetapi juga melibatkan masukan dari publik, utamanya guru, pegiat pendidikan, praktisi pendidikan dan masyarakat umum yang dilakukan melalui uji publik beberapa bulan sebelumnya. Bahkan juga pertimbangan kajian-kajian perbandingan dengan kurikulum yang dipakai oleh negara lain.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan telah melakukan perbaikan terhadap kurikulum 2013. Setiap perbaikan dan perkembangan yang dilakukan pemeritah terhadap kurikulum dari waktu-ke waktu bertujuan untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga kompetensi yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dari perbaikan yang telah dilakukan sepanjang 2015, terdapat 4 poin perbaikan dalam dokumen kurikulum.
Permasalahan
Permasalahan
Hasil Perbaikan
Kompleksitas
pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial.
Penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata pelajaran.
Ketidakselarasan
Antara KI-KD dengan silabus dan buku
Koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen
Penerapan proses berpikir 5M sebagai metode pembelajaran yang bersifat Prosedural dan mekanistik
Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum
Pembatasan kemampuan siswa melalui pengalaman taksonomi proses berfikir antar jenjang
Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pengalaman taksonomi proses perpikir
Contoh penataan kompetensi inti (KI) 1 : sikap spiritual mata pelajaran
Satuan Pendidikan: SMA/MA Kelas: X (sepuluh)
Kompetensi Inti (KI) :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaraga man hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4.
Penilaian KI 1 dan KI 2 dilakukan melalui pengamatan, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik, dan jurnal.
Pada konsep lama ini, terdapat masalah:
Guru Biologi harus mengajarkan dan menilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Guru Biologi harus membuat indikator pengukuran penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Kemudian diselaraskan menjadi seperti di bawah ini:
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
3.1 Siswa mampu: memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang Lingkup Biologi:
Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan.
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan,
Melakukan pengamatan terhadap permasalahan biologi pada objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan di alam dan membuat laporannya.
Melakukan studi literatur tentang cabang-cabang biologi, objek biologi, permasalahan biologi dan profesi yang berbasis biologi (distimulir dengan contoh-contoh dan diperdalam dengan penugasan/PR).
Diskusi tentang kerja seorang peneliti biologi dengan menggunakan metode ilmiah dalam mengamati bioproses dan melakukan percobaan dengan menentukan permasalahan, membuat hipotesis.
Melalui penyelarasan ini, beberapa perbaikan dapat dicapai, seperti:
Ada penjelasan mengenai karakteristik mata pelajaran yang berisi tentang ruang lingkup materi (scope), tata urutan penyajian pembelajaran (sequence), dan pentahapan per jenjang (stages) konsep baru bersifat inspiratif. Guru diberi ruang kreatif untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konteks dan kebutuhan.
Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) oleh Guru Biologi.
Penjabaran Konsep Kompetensi Afektif, Konitif Dan Psikomotorik
Ranah Kognitif
Pengetahuan
Istilah pengetahuan merupakan terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undangundang, nama-nama tokoh, nama-nama kota.
Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengamya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, tingkat pertama (terendah) adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhinneka Tunggal Ika, mengartikan merah putih. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik.
Aplikasi, adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
Analisis (analysis), diartikan kemampuan menjabarkan atau menguraikan suatu konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, memilah-milih, merinci, mengaitkan hasil rinciannya.
Sintetis (synthetis), diartikan kemampuan menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
Evaluasi (evaluation), diartikan kemampiian membuat penilaian judgement tentang nilai (value) untuk maksud tertentu.
Ranah Afektif
Ranah afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap nilai-nilai interest, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial.
Karakteristik Ranah Afektif Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu pre disposisi kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
Nilai
Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk.
Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Tingkatan afektif ini ada lima, yaitu:
Kemauan menerima, berarti keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu seperti keinginan membaca buku, mendengar musik, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.
Kemauan menanggapi, berarti kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif kegiatan tertentu seperti menyelesaikan tugas terstruktur, mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di labdratorium atau menolong orang lain.
Berkeyakinan, berarti kemauan menerima sistem nilai tertentu pada individu seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi atau penghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial. Penerapan karya, berarti penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Ketekunan dan ketelitian, berarti individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan fisik dan kerja otot (Bloom 1979). Dalam pengembangannyapun mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meia. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan. Misalnya memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka sorong. dan lain-lain. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor misalnya bagaimana memukul bola secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau skill yang bersikap manual atau motorik.
Tingkatan psikomotor ini meliputi:
Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Contoh: mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang.
Kesiapan melakukan suatu kegiatan, berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan atau set termasuk didalamnya metal set atau kesiapan mental, physical set (kesiapan fisik) atau (emotional set) kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelaiari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Contoh: menulis halus, menari, menata laboratorium dan menata kelas.
Respon terbimbing, berkenaan dengan meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
Kemahiran, berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga. Contoh: ketrampilan menyetir kendaraan bermotor. Adaptasi, berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Contoh: orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
Organisasi, berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, menciptakan tarian, komposisi musik (Uno, 2008).
Di bawah ini diberikan skema untuk mendapatkan gambaran tentang ranah psikomotorik
Kategori jenis perilaku
Kemampuan internal
Kata kerja operasional
Persepsi
Menafsirkan rangsangan
Peka terhadap rangsangan
Mendiskriminasikan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukkan Mengidentifikasikan
Menghubungkan
Kesiapan
Berkonsentrasi
Menyiapkan diri (fisik dan mental)
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukkan
Gerakan terbimbing
Meniru contoh
Mempraktekkan
Memainkan
Mengikuti
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperlihatkan
Memasang
Membongkar
Gerakan terbiasa
Berketerampilan
Berepegang pada pola
Mengoprasikan
Membangun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani
Gerakan komoleks
Berketrampilan secara Misalnya : lancar,luwes, supel, gesit, lincah
Ada pada kategori jenis no 4
Penyesuaian pola gerakan
Menyesuaikan diri
Bervariasi
Mengubah
Mengadaptasi
Mengatur kembali
Membuat variasi
Kreativitas
Menciptakan yang baru
Berinisiatif
Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Merancang bangun
Mereka-reka
Merekayasa
Mengkombinasikan
Mengatur
Merencanakan
Dari bagan diatas dépat diketahui bahwa domain. psikomotor meliputi hal-hal:
Persepsi : menunjuk pada proses kesadaran akan adanya perubahan setelah keaktifan :melihat, mendengar, menyentuh, merasakan membau serta gerak diri urat syaraf kita dan lebih dekat terhadap alat panca indra kita.
Kesiapan : menunjuk langkah lanjut setelah adanya persepsi kemampuan dalam membedakan, memilih menggunakan neoromuscular yang tepat dalam membuat response.
Yang menjadi tujuan dalam hal kesiapan adalah; Kesiapan mental: memilih dan membuat sintesa. Kesiapan fisik: dalam menyesuaikan kemampuan neuromuscular. Kesiapan emosional dalam merespon menurut sikap yang tepat.
Gerakan terbimbing: dengan persepsi dan kesiapan diatas, mengembangkan kemampuan dalam aktifitas.
Yang menjadi tujuan dalam tahap ini adalah imitasi (meniru contoh), mempertunjukkan sesuatu.
Gerakan terbiasa: setelah melewati pada tahapan gerakan terbimbing, maka akan mendapati pada gerakan terbiasa pada satu keterampilan tertentu.
Tujuan dalam tahap ini adalah mulai muncul kecepatan dalam menggunakan waktu tertentu pada satu keterampilan tertentu.
Gerakan kompleks: penggunaan sejumlah skill dalam aktifitas yang kompleks, meliputi semua gerakan diatas.
Jenis Evaluasi atau Instrumen Penilaian Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Entering behavior test adalah suatu tes yang berisikan materi pelajaran atau kemampuan-kemampuan peserta didik yang harus sudah dikuasai sebelum mereka menempuh suatu proses.
Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi :
Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
Merupakan penguatan bagi peserta didik merupakan usaha perbaikan bagi peserta didik, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang belum dikuasainya.
Tes Sumatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam ranga menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagnosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang menganggu kegiatan belajarnya.
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien. Kata alat bisa disebut juga dengan istilah instrumen , dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik evaluasi (Suharsimi Arikunto, 1997 : 23).
Secara umum alat evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu :
Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang dapat berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditunjukkan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk tersebut, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.
Non tes
Adalah prosedur penilaian yang ditunjukkan untuk menilai hasil belajar dari aspek tingkah laku seperti menilai aspek afektif dan aspek keterampilan (psikomotorik).
Di tinjau dari pelaksanaan, tes terdiri dari tiga jenis, yaitu; alat penilaiaan yang harus di jawab oleh peserta didik, meliputi; tes bentuk uraian, yaitu semua yang pertanyaanya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian. Tes bentuk objektif, yaitu semua tes yang mengharuskan peserta didik memilih diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah di sediakan, memberi jawaban singkat atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang telah di sediakan.
Teknik Penilaian Instrumen Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Teknik Non Tes
Yang tergolong dalam alat ukur non test adalah:
Skala bertingkat (rating scale).
Kuesioner (questionair).
Daftar cocok (check list).
Wawancara (interview).
Pengamatan (observation).
Riwayat hidup.
Berikut ini keterangan dari setiap alat pengukur tersebut:
Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka. Kita dapat menilai hampir segala sesuatunya dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala. Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu.
Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal dengan nama angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya:
Ditinjau dari segi persiapan
Kuesioner langsung: dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi Iangsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
Kuesioner tak Iangsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
Ditinjau dari segi cara menjawab
Kuesioner tertutup: adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Kuesioner terbuka: adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
Daftar cocok (chek list)
Daftar cocok adalah deretan penyataan (yang biasanya singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.
Wawancara (interview)
Wawancara Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam Observasi yaitu,
Observasi partisipan, yaitu Observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Observasi sistematik, yaitu Observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dam sudah diatur menurut kategorinya.
Observasi eksperimental, adalah Observasi ini terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Riwayat hidup, Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obyek yang dinilai. (Suharsimi Arikunto, 1997: 24-28). Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu:
Studi kasus (Case Study) adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
Catatan insidentil (anecdotal record) adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan.
Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka.
Inventori kepribadian Hampir serupa dengan tes kepribadian, bedanya dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya. (Zainal Arifin, 2009: 168-172).
Teknik tes
Tes adalah penilaian yang konprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Selanjutnya, di dalam bukunya; Teknik-teknik Evaluasi, Muchtar Bukhori mengatakan: "Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid".
Definisi selanjutnya adalah yang dikutipkan dari Webster’s Collegiate. Tes = any series of questions or exercises or other means ofmeasurz'ng the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group. Yang kurang lebih artinya sebagai berikut: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik, maka tes dibedakan atas tiga macam, yaitu: Tes diagnostik, Tes formatif, Tes sumatif.
Berikut keterangan masing-masing tes diatas:
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemberian yang tepat.
Tes formatif, dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
Evaluasi formatif mempunyai manfaat, baik bagi peserta didik, guru, maupun program itu sendiri.
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan tiga diantaranya yang terpenting adalah:
Untuk menentukan nilai. Apabila tes formatif terutama digunakan untuk memberikan informasi demi perbaikan penyampaian, dan tidak digunakan untuk memberikan nilai atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang peserta didik di antara teman-temannya (grading), maka nilai dari tes sumatif ini digunakan untuk menentukan kedudukan peserta didik.
Untuk menentukan dapat atau tidaknya seorang peserta didik mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
Untuk mengisi catatan kemajuan belajar peserta didik yang akan berguna bagi orang tua peserta didik, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah, dan pihak-pihak lain apabila peserta didik tersebut akan pindah ke sekolah lain.
Contoh Instrumen Yang Dikembangkan Dari Kompetensi Dasar Kognitif dan Psikomotorik
A. Kompetensi Dasar (KD)
Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi dan penerapannya sebagai upaya peningkatan kesejahteraan manusia
Indikator Pecapaian Kompetensi (IPK)
Mengklasifikasikan bioteknologi dalam upaya peningkatan kesejahteraan manusia
Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
Membandingkan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
A. Kompetensi dasar (KD)
4.10 Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan prinsip-prinsip Bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method
Indikator Pecapaian Kompetensi (IPK)
Melaksanakan percobaan pembuatan tape singkong
Mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan
Lembar Kegiatan Peserta Didik
Konsep Bioteknologi
Tujuan :
Peserta didik mampu membedakan contoh dari bioteknologi konvensional dan modern
Alat dan Bahan :
Singkong yang telah direbus
ragi
Gula
Toples
Sendok
Daun Pisang
Cara Kerja :
Siapkan alat dan bahan
Ambil singkong yang telah direbus lalu lumuri dengan ragi yang telah dicampur dengan gula
Alasi toples yang akan digunakan dengan daun pisang
Letakkan singkong yang telah dilumuri ragi dan gula di dalam toples
Setelah semua singkong masuk, tutup dengan bagian atasnya dengan daun pisang
Tutup toples menggunakan penutup nya
Diamkan selama 2-3 hari tanpa dibuka
Skala Penilaian Psikomotorik
NNo.
Indikator Penilaian
Skala
1
2
3
4
11.
Mengumpulkan data hasil pengamaan mengenai prinsip-prinsip bioteknologi konvensional
22.
Memproduksi suatu produk dari bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method
33.
Menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method dalam kehidupan
44.
Mengkomunikasikan hasil pengamatan bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari
Keterangan :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Jodohkanlah !
1. Pengertian Bioteknologi
2. Kultur Jaringan
3. Fermentasi
4. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri
5. Kultur jaringan rekayasa genetik dan kloning masuk ke dalam bioteknologi
6. Suatu produk yang menggunakan bahan baku air kelapa dan menggunakan mikroorganisme Acetobacter xylinum
7. Bioteknologi yang dikembangkan secara turun temurun dari masyarakat tanpa menggunakan teknologi rekayasa genetika
8. Kultur jaringan,produksi obat-obatan abiotik, yeknik kloning dan pengembangan tanaman unggul termasuk dalam
9. Tape, roti, tempe dan kecap termasuk dalam
Teknik pemeliharaan jaringan/ bagian dari individu secara buatan (artifisial)
Bioteknologi adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi manusia
Proses-proses mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme
Bioteknologi modern
Ciri-ciri bioteknologi
Kecap,tempe, yogurth
Nata de coco
Bioteknologi konvensional
Biotenologi modern
Bioteknologi konvensional
Kunci Jawaban :
1. Bioteknologi adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi manusia
2. Teknik pemeliharaan jaringan/ bagian dari individu secara buatan (artifisial)
3. Proses-proses mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme
4. Ciri-ciri bioteknologi
5. Bioteknologi modern
6. Nata de coco
7. Bioteknologi Konvensional
8. Bioteknologi Modern
9. Bioteknologi Konvensional
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kaegiatan dalam meningkatkan, kinerja atau produktifitas suatu kerja dalam melaksanakan programnya. Konsep pembelajaran kompetitif meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Secara umum alat evaluasi yang digunakan adalah tes dan non tes, tes mencakup kognitif dengan menggunakan teknik tes diagnostik, formatif dan sumatif, sedangkan afektif dan psikomotorik menggunakan evaluasi non tes, teknik penilaian non tes Skala bertingkat (rating scale).Kuesioner (questionair), Daftar cocok (check list), Wawancara (interview), Pengamatan (observation), Riwayat hidup.
.
DAFTAR PUSTAKA
Amirono dan Dariyanto.2016.Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013.Yogyakarta : Gava media
Astiti,Kadek Ayu.2017.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Cv Andi offset
Kemendikbud RI.2016.Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta : Kemendikbud
Ramdiah,Siti dkk.2019.Understanding,Planning, and, Implementation of HOTS by Senior High School Biology Teachres in Banjarmasin-Indonesia.International Journal of Instruction.Vol 12. No 1.Banjarmasin
Yusuf,Muri.2015.Asesmen dan Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Kencan
Jurnal: Ramdiah, Adinsiyah, Royani, Husamah (2019)
KEMENDIKBUD 2016
Astiti 2017
Amirono 2016
Yusuf 2015
LOG BOOK PEMBUATAN MAKALAH
EVALUASI PROSES DAN REMEDIAL HASIL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kelompok :
Daftar nama anggota:
1. Anifatul R 5. Dwi Novitasari
2. Anis Sekar Malinda 6. Fadilla Rizka
3. Ashuri Yahya 7. Novalia Indah AP
4. Ari Purnamasari 8. Zaini Abrori
Deskripsi kegiatan: ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
No.
Nama
Ttd.
Bukti Dokumentasi
LOG BOOK PEMBUATAN MAKALAH
EVALUASI PROSES DAN REMEDIAL HASIL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kelompok :
Daftar nama anggota:
1. Anifatul R 5. Dwi Novitasari
2. Anis Sekar Malinda 6. Fadilla Rizka
3. Ashuri Yahya 7. Novalia Indah AP
4. Ari Purnamasari 8. Zaini Abrori
Deskripsi kegiatan: ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
No.
Nama
Ttd.
Bukti Dokumentasi
STRUKTUR KURIKULUM 2013 BERKENAAN DENGAN KOMPETENSI KOGNITIF, PSIKOMOTOR, dan AFEKTIF
MAKALAH
untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu : Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd., Dra. HRA Mulyani, M.T.A., dan Triana Asih M.Pd.
Oleh :
Kelompok 2
Anifatul Rahmadhani (17320027)
Anis Sekar Malinda (17320021)
Ari Purnamasari (17320003)
Ashuri Yahya (17320030)
Dwi Novitasari (17320036)
Fadilla Rizka Febriyana (17320035)
Novalia Indah Ade P. (17320039)
Zaini Abrori (17320034)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Maret 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Evaluasi Pembelajaran dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi dimana dalam makalah ini kami membahas tentang Struktur Kurikulum 2013 Berkenaan dengan Kompetensi Kognitif, Psikomotor, dan Afektif.
Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
Bapak Dr. AgusSujarwanta, M.Pd.,Ibu Dra. HRA Mulyani, M.T.A., dan Ibu TrianaAsihM.Pdselaku dosen matakuliah Evaluasi Pembelajaran dan Remedial Hasil Pembelajaran Biologi
Orang tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, serta
Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini serta segala sumber referensi yang telah kami gunakan.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Metro, 28 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar belakang 1
Rumusan masalah 2
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Penjabaran Struktur Kurikulum 2013 Revisi 2016 4
Penjabaran Konsep Kompetensi Afektif, Kognitif dan
psikomotorik 8
Jenis Evaluasi atau Instrumen Penilaian Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik 14
Teknik Penilaian Instrumen Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik 16
Contoh Instrumen yang dikembangkan dari Kompetensi dasar Kognitif dan Psikomotorik 21
BAB III PENUTUP 22
Kesimpulan 22
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, evaluasi tidak hanya perlu dilakukan untuk mengetahui hasil belajar. Evaluasi atau penilaian juga perlu dilakukan untuk menilai proses pengajaran yang telah dilakukan oleh guru. Evaluasi untuk mengetahui hasil belajar bisa digunakan untuk acuan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, untuk penilaian pengajaran tentu juga dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan pengajaran serta mengetahui kekurangan dan kelemahan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, guru dapat memperbaiki sistem mengajar yang dipakai olehnya sehingga kemampuan dan kualitas mengajar guru dapat menjadi semakin baik dan semakin baik.
Evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan guru ini tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja namun tentu harus dilakukan secara terus menerus, bahkan setiap selesai melakukan pengajaran sangat perlu dilakukan penilaian. Evaluasi pada proses pengajaran yang dilakukan secara terus menerus dapat membuat pengajaran guru semakin berkembang. Guru semakin mampu menerapkan sistem pengajaran yang tepat antara pengajaran satu dengan proses pengajaran lainnya terutama sistem pengajaran antar materi pembelajaran.
Dengan sistem evaluasi yang baik maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik dengan tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya, seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945, alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang mempakan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana evaluasi dan struktur kurikulum 2013 yang berkenaan dengan kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif.
Rumusan Masalah
Bagaimana penjabaran struktur kurikulum 2013 revisi 2016 ?
Bagaimana penjabaran konsep kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
Apa saja jenis evaluasi atau instrumen penilaian kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
Bagaimana teknik penilaian instrumen kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik ?
Bagaimana contoh instrumen yang dikembangkan dari kompetensi dasar kognitif dan psikomotorik ?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui penjabaran struktur kurikulum 2013 revisi 2016.
Untuk mengetahui penjabaran konsep kompetensi afektif, konitif dan psikomotorik.
Untuk mengetahui jenis evaluasi atau instrumen penilaian kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik.
Untuk mengetahui teknik penulaian instrumen kompetensi afektif, kognitif dan psikomotorik.
Untuk mengetahui contoh instrumen yang dikembangkan dari kompetensi dasar kognitif dan psikomotorik.
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat Al-Qur’an
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “berlapang-lapanglah dalam majelis,” maka lapangkanlah, niscaya allah akan memberi kelapangan untukmu . dan apabila dikatakan, ‘’berdirilah kamu,’’ maka berdirilah, niscaya allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Mujadalah: 11)
Nicko dan Brokhart (2007) mendefinisikan sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. Fokus evaluasi dalam konteks ini adalah inividu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelopok peserta didik atau kelas. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai objek evaluasi yaitu prestasi belajar, perilaku, motivasi diri, minat, dan tanggung jawab.
Mardapi (2004) Dalam konteks lembaga evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya.
Penjabaran Struktur Kurikulum 2013 Revisi 2016
Sepanjang kurikulum 2013, Kurikulum 2013 mengalami perbaikan. Perbaikan itu dilakukan karena dalam pelaksanaanya sejak pertama kali diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di beberapa sekolah percontohan masih terdapat sejumlah masalah yang memberatkan guru, misalnya dalam hal penilaian, model pembelajaran, dan pembatasan taksonomi proses berfikir siswa.
Perbaikan tidak hanya berasal dari dalam kementrian tetapi juga melibatkan masukan dari publik, utamanya guru, pegiat pendidikan, praktisi pendidikan dan masyarakat umum yang dilakukan melalui uji publik beberapa bulan sebelumnya. Bahkan juga pertimbangan kajian-kajian perbandingan dengan kurikulum yang dipakai oleh negara lain.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan telah melakukan perbaikan terhadap kurikulum 2013. Setiap perbaikan dan perkembangan yang dilakukan pemeritah terhadap kurikulum dari waktu-ke waktu bertujuan untuk menghasilkan generasi yang memiliki tiga kompetensi yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Dari perbaikan yang telah dilakukan sepanjang 2015, terdapat 4 poin perbaikan dalam dokumen kurikulum.
Permasalahan
Permasalahan
Hasil Perbaikan
Kompleksitas
pembelajaran dan penilaian pada sikap spiritual dan sikap sosial.
Penataan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata pelajaran.
Ketidakselarasan
Antara KI-KD dengan silabus dan buku
Koherensi KI-KD dan penyelarasan dokumen
Penerapan proses berpikir 5M sebagai metode pembelajaran yang bersifat Prosedural dan mekanistik
Pemberian ruang kreatif kepada guru dalam mengimplementasikan kurikulum
Pembatasan kemampuan siswa melalui pengalaman taksonomi proses berfikir antar jenjang
Penataan kompetensi yang tidak dibatasi oleh pengalaman taksonomi proses perpikir
Contoh penataan kompetensi inti (KI) 1 : sikap spiritual mata pelajaran
Satuan Pendidikan: SMA/MA Kelas: X (sepuluh)
Kompetensi Inti (KI) :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaraga man hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
Pembelajaran KI 1 dan KI 2 dilakukan secara tidak langsung (terintegrasi) dalam pembelajaran KI 3 dan KI 4.
Penilaian KI 1 dan KI 2 dilakukan melalui pengamatan, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik, dan jurnal.
Pada konsep lama ini, terdapat masalah:
Guru Biologi harus mengajarkan dan menilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Guru Biologi harus membuat indikator pengukuran penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Kemudian diselaraskan menjadi seperti di bawah ini:
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
3.1 Siswa mampu: memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang Lingkup Biologi:
Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan.
Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan,
Melakukan pengamatan terhadap permasalahan biologi pada objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan di alam dan membuat laporannya.
Melakukan studi literatur tentang cabang-cabang biologi, objek biologi, permasalahan biologi dan profesi yang berbasis biologi (distimulir dengan contoh-contoh dan diperdalam dengan penugasan/PR).
Diskusi tentang kerja seorang peneliti biologi dengan menggunakan metode ilmiah dalam mengamati bioproses dan melakukan percobaan dengan menentukan permasalahan, membuat hipotesis.
Melalui penyelarasan ini, beberapa perbaikan dapat dicapai, seperti:
Ada penjelasan mengenai karakteristik mata pelajaran yang berisi tentang ruang lingkup materi (scope), tata urutan penyajian pembelajaran (sequence), dan pentahapan per jenjang (stages)
Konsep baru bersifat inspiratif. Guru diberi ruang kreatif untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan konteks dan kebutuhan.
Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) oleh Guru Biologi.
Penjabaran Konsep Kompetensi Afektif, Konitif Dan Psikomotorik
Ranah Kognitif
Pengetahuan
Istilah pengetahuan merupakan terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undangundang, nama-nama tokoh, nama-nama kota.
Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengamya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, tingkat pertama (terendah) adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhinneka Tunggal Ika, mengartikan merah putih. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Sebagian item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, atau grafik.
Aplikasi, adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi.
Analisis (analysis), diartikan kemampuan menjabarkan atau menguraikan suatu konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci, memilah-milih, merinci, mengaitkan hasil rinciannya.
Sintetis (synthetis), diartikan kemampuan menyatukan bagian-bagian secara terintegrasi menjadi suatu bentuk tertentu yang semula belum ada.
Evaluasi (evaluation), diartikan kemampiian membuat penilaian judgement tentang nilai (value) untuk maksud tertentu.
Ranah Afektif
Ranah afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap nilai-nilai interest, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial.
Karakteristik Ranah Afektif Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
Sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu pre disposisi kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
Nilai
Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk.
Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
Tingkatan afektif ini ada lima, yaitu:
Kemauan menerima, berarti keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu seperti keinginan membaca buku, mendengar musik, atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.
Kemauan menanggapi, berarti kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif kegiatan tertentu seperti menyelesaikan tugas terstruktur, mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di labdratorium atau menolong orang lain.
Berkeyakinan, berarti kemauan menerima sistem nilai tertentu pada individu seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi atau penghargaan terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial. Penerapan karya, berarti penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Ketekunan dan ketelitian, berarti individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan kepada kemampuan fisik dan kerja otot (Bloom 1979). Dalam pengembangannyapun mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.
Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meia. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan. Misalnya memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka sorong. dan lain-lain. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor misalnya bagaimana memukul bola secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau skill yang bersikap manual atau motorik. Tingkatan psikomotor ini meliputi:
Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Contoh: mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang.
Kesiapan melakukan suatu kegiatan, berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan atau set termasuk didalamnya metal set atau kesiapan mental, physical set (kesiapan fisik) atau (emotional set) kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
Mekanisme, berkenaan dengan penampilan respon yang sudah dipelaiari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran. Contoh: menulis halus, menari, menata laboratorium dan menata kelas.
Respon terbimbing, berkenaan dengan meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial and error).
Kemahiran, berkenaan dengan penampilan gerakan motorik dengan ketrampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik namun menggunakan sedikit tenaga. Contoh: ketrampilan menyetir kendaraan bermotor. Adaptasi, berkenaan dengan ketrampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Contoh: orang yang bermain tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
Organisasi, berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai ketrampilan tinggi, seperti menciptakan model pakaian, menciptakan tarian, komposisi musik (Uno, 2008).
Di bawah ini diberikan skema untuk mendapatkan gambaran tentang ranah psikomotorik
Kategori jenis perilaku
Kemampuan internal
Kata kerja operasional
Persepsi
Menafsirkan rangsangan
Peka terhadap rangsangan
Mendiskriminasikan
Memilih
Membedakan
Mempersiapkan
Menyisihkan
Menunjukkan Mengidentifikasikan
Menghubungkan
Kesiapan
Berkonsentrasi
Menyiapkan diri (fisik dan mental)
Memulai
Mengawali
Bereaksi
Mempersiapkan
Memprakarsai
Menanggapi
Mempertunjukkan
Gerakan terbimbing
Meniru contoh
Mempraktekkan
Memainkan
Mengikuti
Mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperlihatkan
Memasang
Membongkar
Gerakan terbiasa
Berketerampilan
Berepegang pada pola
Mengoprasikan
Membangun
Memasang
Membongkar
Memperbaiki
Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani
Gerakan komoleks
Berketrampilan secara Misalnya : lancar,luwes, supel, gesit, lincah
Ada pada kategori jenis no 4
Penyesuaian pola gerakan
Menyesuaikan diri
Bervariasi
Mengubah
Mengadaptasi
Mengatur kembali
Membuat variasi
Kreativitas
Menciptakan yang baru
Berinisiatif
Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Merancang bangun
Mereka-reka
Merekayasa
Mengkombinasikan
Mengatur
Merencanakan
Dari bagan diatas dépat diketahui bahwa domain. psikomotor meliputi hal-hal:
Persepsi : menunjuk pada proses kesadaran akan adanya perubahan setelah keaktifan :melihat, mendengar, menyentuh, merasakan membau serta gerak diri urat syaraf kita dan lebih dekat terhadap alat panca indra kita.
Kesiapan : menunjuk langkah lanjut setelah adanya persepsi kemampuan dalam membedakan, memilih menggunakan neoromuscular yang tepat dalam membuat response.
Yang menjadi tujuan dalam hal kesiapan adalah; Kesiapan mental: memilih dan membuat sintesa. Kesiapan fisik: dalam menyesuaikan kemampuan neuromuscular. Kesiapan emosional dalam merespon menurut sikap yang tepat.
Gerakan terbimbing: dengan persepsi dan kesiapan diatas, mengembangkan kemampuan dalam aktifitas.
Yang menjadi tujuan dalam tahap ini adalah imitasi (meniru contoh), mempertunjukkan sesuatu.
Gerakan terbiasa: setelah melewati pada tahapan gerakan terbimbing, maka akan mendapati pada gerakan terbiasa pada satu keterampilan tertentu.
Tujuan dalam tahap ini adalah mulai muncul kecepatan dalam menggunakan waktu tertentu pada satu keterampilan tertentu.
Gerakan kompleks: penggunaan sejumlah skill dalam aktifitas yang kompleks, meliputi semua gerakan diatas.
Jenis Evaluasi atau Instrumen Penilaian Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Entering behavior test adalah suatu tes yang berisikan materi pelajaran atau kemampuan-kemampuan peserta didik yang harus sudah dikuasai sebelum mereka menempuh suatu proses.
Dari segi fungsi tes di sekolah, tes dibedakan menjadi :
Tes Formatif
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah :
Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran.
Merupakan penguatan bagi peserta didik
Merupakan usaha perbaikan bagi peserta didik, karena dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang belum dikuasainya.
Tes Sumatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau akhir semester.
Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam ranga menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.
Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagnosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang menganggu kegiatan belajarnya.
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien. Kata alat bisa disebut juga dengan istilah instrumen , dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi.
Secara garis besar, alat evaluasi digolongkan menjadi dua macam yaitu tes dan non tes. Selanjutnya tes dan non tes juga disebut teknik evaluasi (Suharsimi Arikunto, 1997 : 23).
Secara umum alat evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu :
Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang dapat berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditunjukkan kepada peserta didik untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk tersebut, dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.
Non tes
Adalah prosedur penilaian yang ditunjukkan untuk menilai hasil belajar dari aspek tingkah laku seperti menilai aspek afektif dan aspek keterampilan (psikomotorik).
Di tinjau dari pelaksanaan, tes terdiri dari tiga jenis, yaitu; alat penilaiaan yang harus di jawab oleh peserta didik, meliputi; tes bentuk uraian, yaitu semua yang pertanyaanya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian. Tes bentuk objektif, yaitu semua tes yang mengharuskan peserta didik memilih diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah di sediakan, memberi jawaban singkat atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang telah di sediakan.
Teknik Penilaian Instrumen Kompetensi Afektif, Kognitif dan Psikomotorik
Teknik Non Tes
Yang tergolong dalam alat ukur non test adalah:
Skala bertingkat (rating scale).
Kuesioner (questionair).
Daftar cocok (check list).
Wawancara (interview).
Pengamatan (observation).
Riwayat hidup.
Berikut ini keterangan dari setiap alat pengukur tersebut:
Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka. Kita dapat menilai hampir segala sesuatunya dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala. Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu.
Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal dengan nama angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden). Adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya:
Ditinjau dari segi persiapan
Kuesioner langsung: dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi Iangsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
Kuesioner tak Iangsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
Ditinjau dari segi cara menjawab
Kuesioner tertutup: adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Kuesioner terbuka: adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya.
Daftar cocok (chek list)
Daftar cocok adalah deretan penyataan (yang biasanya singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.
Wawancara (interview)
Wawancara Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam Observasi yaitu,
Observasi partisipan, yaitu Observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Observasi sistematik, yaitu Observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dam sudah diatur menurut kategorinya.
Observasi eksperimental, adalah Observasi ini terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Riwayat hidup, Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obyek yang dinilai. (Suharsimi Arikunto, 1997: 24-28). Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu:
Studi kasus (Case Study) adalah studi yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
Catatan insidentil (anecdotal record) adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan.
Sosiometri adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka.
Inventori kepribadian Hampir serupa dengan tes kepribadian, bedanya dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya. (Zainal Arifin, 2009: 168-172).
Teknik tes
Tes adalah penilaian yang konprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Selanjutnya, di dalam bukunya; Teknik-teknik Evaluasi, Muchtar Bukhori mengatakan: "Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid".
Definisi selanjutnya adalah yang dikutipkan dari Webster’s Collegiate. Tes = any series of questions or exercises or other means ofmeasurz'ng the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group. Yang kurang lebih artinya sebagai berikut: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur peserta didik, maka tes dibedakan atas tiga macam, yaitu: Tes diagnostik, Tes formatif, Tes sumatif.
Berikut keterangan masing-masing tes diatas:
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan hal itu dapat dilakukan pemberian yang tepat.
Tes formatif, dari arti kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
Evaluasi formatif mempunyai manfaat, baik bagi peserta didik, guru, maupun program itu sendiri.
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar.
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan tiga diantaranya yang terpenting adalah:
Untuk menentukan nilai. Apabila tes formatif terutama digunakan untuk memberikan informasi demi perbaikan penyampaian, dan tidak digunakan untuk memberikan nilai atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang peserta didik di antara teman-temannya (grading), maka nilai dari tes sumatif ini digunakan untuk menentukan kedudukan peserta didik.
Untuk menentukan dapat atau tidaknya seorang peserta didik mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
Untuk mengisi catatan kemajuan belajar peserta didik yang akan berguna bagi orang tua peserta didik, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah, dan pihak-pihak lain apabila peserta didik tersebut akan pindah ke sekolah lain.
Contoh Instrumen Yang Dikembangkan Dari Kompetensi Dasar Kognitif dan Psikomotorik
A. Kompetensi Dasar (KD)
Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi dan penerapannya sebagai upaya peningkatan kesejahteraan manusia
Indikator Pecapaian Kompetensi (IPK)
Mengklasifikasikan bioteknologi dalam upaya peningkatan kesejahteraan manusia
Menganalisis prinsip-prinsip bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
Membandingkan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern
A. Kompetensi dasar (KD)
4.10 Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan prinsip-prinsip Bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method
Indikator Pecapaian Kompetensi (IPK)
Melaksanakan percobaan pembuatan tape singkong
Mempresentasikan hasil percobaan yang telah dilakukan
Lembar Kegiatan Peserta Didik
Konsep Bioteknologi
Tujuan :
Peserta didik mampu membedakan contoh dari bioteknologi konvensional dan modern
Alat dan Bahan :
Singkong yang telah direbus
ragi
Gula
Toples
Sendok
Daun Pisang
Cara Kerja :
Siapkan alat dan bahan
Ambil singkong yang telah direbus lalu lumuri dengan ragi yang telah dicampur dengan gula
Alasi toples yang akan digunakan dengan daun pisang
Letakkan singkong yang telah dilumuri ragi dan gula di dalam toples
Setelah semua singkong masuk, tutup dengan bagian atasnya dengan daun pisang
Tutup toples menggunakan penutup nya
Diamkan selama 2-3 hari tanpa dibuka
Skala Penilaian Psikomotorik
NNo.
Indikator Penilaian
Skala
1
2
3
4
11.
Mengumpulkan data hasil pengamaan mengenai prinsip-prinsip bioteknologi konvensional
22.
Memproduksi suatu produk dari bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method
33.
Menggunakan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional berdasarkan scientific method dalam kehidupan
44.
Mengkomunikasikan hasil pengamatan bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari
Keterangan :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik
Jodohkanlah !
1. Pengertian Bioteknologi
2. Kultur Jaringan
3. Fermentasi
4. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri
5. Kultur jaringan rekayasa genetik dan kloning masuk ke dalam bioteknologi
6. Suatu produk yang menggunakan bahan baku air kelapa dan menggunakan mikroorganisme Acetobacter xylinum
7. Bioteknologi yang dikembangkan secara turun temurun dari masyarakat tanpa menggunakan teknologi rekayasa genetika
8. Kultur jaringan,produksi obat-obatan abiotik, yeknik kloning dan pengembangan tanaman unggul termasuk dalam
9. Tape, roti, tempe dan kecap termasuk dalam
Teknik pemeliharaan jaringan/ bagian dari individu secara buatan (artifisial)
Bioteknologi adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi manusia
Proses-proses mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme
Bioteknologi modern
Ciri-ciri bioteknologi
Kecap,tempe, yogurth
Nata de coco
Bioteknologi konvensional
Biotenologi modern
Bioteknologi konvensional
Kunci Jawaban :
1. Bioteknologi adalah metode yang melibatkan makhluk hidup atau organisme hidup untuk menghasilkan produk baru sehingga dapat bermanfaat bagi manusia
2. Teknik pemeliharaan jaringan/ bagian dari individu secara buatan (artifisial)
3. Proses-proses mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme
4. Ciri-ciri bioteknologi
5. Bioteknologi modern
6. Nata de coco
7. Bioteknologi Konvensional
8. Bioteknologi Modern
9. Bioteknologi Konvensional
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kaegiatan dalam meningkatkan, kinerja atau produktifitas suatu kerja dalam melaksanakan programnya. Konsep pembelajaran kompetitif meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Secara umum alat evaluasi yang digunakan adalah tes dan non tes, tes mencakup kognitif dengan menggunakan teknik tes diagnostik, formatif dan sumatif, sedangkan afektif dan psikomotorik menggunakan evaluasi non tes, teknik penilaian non tes Skala bertingkat (rating scale).Kuesioner (questionair), Daftar cocok (check list), Wawancara (interview), Pengamatan (observation), Riwayat hidup.
.
DAFTAR PUSTAKA
Amirono dan Dariyanto.2016.Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013.Yogyakarta : Gava media
Astiti,Kadek Ayu.2017.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Cv Andi offset
Kemendikbud RI.2016.Media Komunikasi dan Inspirasi Jendela Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta : Kemendikbud
Ramdiah,Siti dkk.2019.Understanding,Planning, and, Implementation of HOTS by Senior High School Biology Teachres in Banjarmasin-Indonesia.International Journal of Instruction.Vol 12. No 1.Banjarmasin
Yusuf,Muri.2015.Asesmen dan Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Kencan
Jurnal: Ramdiah, Adinsiyah, Royani, Husamah (2019)
KEMENDIKBUD 2016
Astiti 2017
Amirono 2016
Yusuf 2015
LOG BOOK PEMBUATAN MAKALAH
EVALUASI PROSES DAN REMEDIAL HASIL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kelompok :
Daftar nama anggota:
1. Anifatul R 5. Dwi Novitasari
2. Anis Sekar Malinda 6. Fadilla Rizka
3. Ashuri Yahya 7. Novalia Indah AP
4. Ari Purnamasari 8. Zaini Abrori
Deskripsi kegiatan: ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
No.
Nama
Ttd.
Bukti Dokumentasi
LOG BOOK PEMBUATAN MAKALAH
EVALUASI PROSES DAN REMEDIAL HASIL PEMBELAJARAN BIOLOGI
Kelompok :
Daftar nama anggota:
1. Anifatul R 5. Dwi Novitasari
2. Anis Sekar Malinda 6. Fadilla Rizka
3. Ashuri Yahya 7. Novalia Indah AP
4. Ari Purnamasari 8. Zaini Abrori
Deskripsi kegiatan: ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
No.
Nama
Ttd.
Bukti Dokumentasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar