ZOOLOGI VERTEBRATA ”amphibia 1”

MAKALAH 
ZOOLOGI VERTEBRATA

”amphibia 1”

disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Zoologi Vertebrata 
yang diampu oleh Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si dan Bapak Suharno Zen, M.Sc.





Disusun Oleh : Kelompok 2

Devi susilawati (17320023)
Febri hartono (17320009)
Qonita fathilatur rahmah  (17320015)
Rima rizki wulandari (17320040)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
Maret 2019

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Zoologi Vertebrata dimana dalam makalah ini kami membahas tentang Kelas amphibia .
Disini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si dan Bapak Suharno Zen, M.Sc. selaku dosen matakuliah Zoologi Vertebrata.
Orangtua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dan
Teman-teman yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini serta segala sumber referensi yang telah kami gunakan.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,  sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.



Metro,  Maret 2019



Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR BAGAN v
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian amphibi 3
Ciri-ciri umum amfibia mempunyai 4
Klasifikasi dalam kelas amphibi 5
Cara Pelestarian Amphibia 31
Manfaat kelas amphibia 32

BAB III PENUTUP
Kesimpulan 33
Saran 33
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 :  Rhinatrema bivittatum 7
Gambar 2 :Ichthyophis sp. 8
Gambar 3 :  Uraeotyphlus peters 8
Gambar 4 :scolecomorphus 9
Gambar 5 :Caecilia cf. Pachynema 10
Gambar 6 :Siren lacertian 12
Gambar 7 :Andrias japonicas 13
Gambar 8 :S. keyserlingii 13
Gambar 9 :Necturus maculosus 14
Gambar 10 :Ambystoma opacum 14
Gambar 11: Dicampetodon 15
Gambar 12 :A. means 16
Gambar 1 3:C. lusitanica 16
Gambar 1 4:Bolitoglossa 17
Gambar 1 5:Xenopus laevis 18
Gambar 16:Leiopelma archeyi 19
Gambar 17:Bombina bombina 19
Gambar 18:Alytes obstetricians 20
Gambar 19:Fejervarya cancrivora 21
Gambar 20:Rhinophrynus dorsalis 22
Gambar 21:Megophrys montana 23
Gambar 22:Pelodytes punctatus 23
Gambar 23:Pelobates fuscus 24
Gambar 24:Bufo calamita 25
Gambar 25:Hyla arborea 25
Gambar 26:Leiopelma hochstetteri 26
Gambar 27:Limnodynastes sp 26
Gambar 28:Pseudis sp 27
Gambar 29:Nasikabatrachus sahyadrensis 28
Gambar 30:Dendrobates auratus 28
Gambar 31:Tomato Frog (Dyscophus Antongilii) 29
Gambar 32:Common Frog (Rana temporaria) 29
Gambar 33:Mantella sp 30
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang           

 (QS. Al-A'raf [7]:133)
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُّفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُّجْرِمِينَ 
Artinya:
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.
            Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan hidup selama periode kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap.
Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur. Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun.
Katak beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat ‘racun emas’ yang dimiliki kodok dart dari kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan kodok. Maka dari itulah kita perlu mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.

B.     Rumusan masalah
Melihat uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan amphibia ?
Apa ciri ciri dari amphibia?
Bagaimana klasifikasi dari kelas amphibiaApa ciri ciri dari amphibia?
Apa keunikan dari kelas amphibia?
Bagaimana pelestarian dari kelas amphibia?
Apa manfaat dari kelas amphibia?


C.    Tujuan
Adapun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:

Mengetahui apa yang dimaksud dengan amphibia.
Mengetahui apa ciri ciri dari amphibia.
Mengetahui bagaimana klasifikasi dari kelas amphibia.
Mengetahui apa keunikan dari kelas amphibia.
Mengetahui bagaimana pelestarian dari kelas amphibia.
Mengetahui apa manfaat dari kelas amphibia.


BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian amphibi
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993)
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat. (Zug, 1993)
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986)
Amfibia mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
Ciri Umum Ada sekitar 3000 spcsies amphibia hidup di dunia, yang dikelompokkan dalam 3 golongan yaitu Anura (katak dan kodok). Caudata atau Urodela (salamander). dan gymnophiona Apoda (Cacciiia). Hanya ada sekitar 6O spesies Caccilia dan sekitar 200 jenis salamander, jadi sebagian besar bangsa amphibia terdiri atas katak dan kodok. Terminologi “amphibia” diterapkan pada anggota kelas 111i karena sebagian besar hewan menghabiskan tahap awal sildus kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa kecebong yang benafas dengan insang luar kemudian larva mengalami metamorfosis meniadi anak katak dengan alat pemafasan bempa paru-paru. Kehidupan . demikian ini tidak mutlak untuk semua amfhibi, ada; beberapa yang tidak pemah meninggalkan air dan yang lainnya ada yang tidak pernah masuk kedalam air pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada Juga yang tidak punya paru-paru sampai dewasa dan benafas melalui kulit, karenanya kulit tersebut selaiu basah dan glandular Kelompok amphibia adalah Vertebrata yang hadir: pertama kali hidup di darat. Pada dasarnya mereka mcmiliki pentadaktil (lima ujung jari-jari kaki), meskipun Jumlah jari kakinya dapat saja berkurang. 

;Seperti ikan dan reptil, 'maka amfibi adalah  atau perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan. Pada kebanyakan amphibia meninggalkan telurnya dalam kolam dan di aliran-aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan di tanah. 
Ciri-ciri ampibi secara umum:

Penutup tubuhnya berupa kulit yang berlendir
Hewan berdarah dingin (poikiloterm)

Amfibi mengalami metamorfosis sempurna.
Hewan ‘berkaki empat’ (tetrapoda) dengan alat gerak berupa dua pasang kaki. Kaki amfibi memiliki selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya. Kaki ini berfungsi juga untuk melompat dan berenang.

Jantung amfibi terdiri atas tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.

Alat pernafasan amfibi setelah dan sebelum bermetamorfosis berbeda. Saat masih larva (kecebong) alat pernapasannya berupa insang. Setelah dewasa bernafas dengan menggunakan paru-paru dan kulit. Kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang berfungsi mencegah air tersedot masuk ke dalam tubuh ketika menyelam.
Mata amfibi memiliki selaput tambahan yang disebut membrana niktitans. Selaput ini berguna saat menyelam.

Amfibi berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan eksternal, yaitu betina melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya.

Sedangkan, ciri-ciri khusus dari amphibi yaitu:
Tubuh diselubungi kulit yang berlendir serta tidak mempunyai sisik

Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang

Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang mempunyai klep untuk menahan air

Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan

Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.

Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
Otak memiliki 10 pasang sarang krainal
Fertilisasi secara internal dan ekternal dan umumnya ovivar dengan stadium larva dalam air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.


Klasifikasi dalam kelas amphibi
Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan    : Animalia
Filum         : Chordata
Subfilum   : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas         : Amphibia
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Apoda (Caecilia), Urodela (Salamander), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah)

1.      Ordo Caecilia( Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.
Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. ( Webb et.al, 1981)
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. ( Webb et.al, 1981)

Rhinatrematidae
Ciri-ciri : Memiliki ekor, dan mulut tidak tersembunyi di bagian bawah kepala. Mereka bertelur di rongga dalam tanah. Larva memiliki insang eksternal, dan tinggal di seepages sampai mereka metamorfosa.




Gambar 1 : Rhinatrema bivittatum
Sumber   : biologyeducationsite
Habitat dan penyebaran : Di tanah yang lembab dan sampah daun. Tersebar di Asia Tenggara, tidak menyeberangi garis Wallace

Ichtyopiidae
Ciri-ciri :
Seperti cacing, kulit lembab yang muncul sempit tersegmentasi.
Mata kecil, ditutupi dengan kulit, dan persepsi visual mereka terbatas untuk menentukan antara terang dan gelap.
Mampu mengambil oksigen baik melalui kulit dan paru-paru.
Memiliki ekor pendek, dan kloaka (pembukaan reproductory dan usus umum) dekat dengan ujung tubuh.
Dua tentakel sensor kecil yang hadir di kepala yang mungkin membantu dalam menemukan sumber makanan.


Gambar 2:Ichthyophis sp.
Sumber : biologyeducationsite
 Habitat dan penyebaran : Di tanah yang lembab dan sampah daun. Terbentang dari Florida dan utara Mexico sampai selatan
Keunikan : Mampu mengambil oksigen baik melalui kulit dan paru-paru.

 Uraeotyphilidae
Ciri-ciri : Berukuran relatif kecil mulai dari 23 cm  sampai 30 sentimeter panjangnya. Memiliki ekor dan tengkorak memiliki struktur yang relatif kompleks. Mulut yang tersembunyi di bawah moncong.

Gambar 3:Uraeotyphlus peters
Sumber: biologyeducationsite
Habitat dan penyebaran : Di tanah hutan hujan tropis. tersebar di wilayah pegunungan di Jawa.
Scolecomorphiidae
Ciri-ciri : Mata melekat pada dasar sepasang tentakel di bawah moncong. Hanya memiliki annuli primer, bersegmen.

Gambar 4:scolecomorphus
Sumber: biologyeducationsite
Keunikan : Tidak memiliki stapes tulang di telinga tengah.
Habitat dan Penyebaran : Berada di bawah tanah. Tersebar di Florida dan Mexico Utara.
Caecilidae.
Ciri-ciri : Tubuh menyerupai cacing, dan ada pula spesies yang lebih besar dengan panjang sampai menyerupai ular. Ekor pendek dan kloaka dekat akhir tubuh. Kulit halus dan biasanya gelap-matte, tetapi beberapa spesies memiliki kulit berwarna-warni. Mata kecil tertutup oleh kulit untuk perlindungan.


Gambar 5: Caecilia cf. Pachynema
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Kebanyakan tinggal dan bersembunyi dalam tanah.
Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.

2.      Ordo Urodela (Caudata)
Ordo ini mempunyai ciri Tubuh terbagi atas kepala,badan,ekor, punya tulang leher  yang terdiri dari satu ruas
Kaki depan dan belakang memiliki ukuran yang sama 

Luas tulang vertebrae  sekitar 30-100 ruas
Paru-paru tidak sama  dimana kiri lebih kecil daripada yang kanan.
Insang luar dapat menjadi insang dalam.
Ada yang selamanya berinsang, disebut Pedogenesis, ada juga
insang yang berkembang sampai dewasa (Salamander).
Kulitnya tipis dan selalu berair serta memiliki bentuk seperti cecak.
Mengalami metamorphosis.
Hewan ini di Indonesia tidak ada.
Tidak bersuara karena laringnya kurang berkembang.

Mata berukuran kecil dan tidak berfungsi.
Fertilisasi terjadi secara eksternal dan internal.
Reproduksi ovipar atau ovovivipar.
Tidak ada organ tentakular dan tympanum.
Contoh hewan Ordo Urodela:Crptobranchoidea, Salamandroidea dan Sinenoidea.

Caudata atau Urodela mempunyai anggota sekitar 350 spesies, tersebar terbatas di belahan bumi utara; Amerika Utara, Amerika Tengah, Asia Tengah (Cina, Jepang) dan Eropa. Bentuk tubuh setiap anggota Salamander sangat berbeda, sehingga mudah untuk mengidentifikasi. Kebanyakan family-family dari urodela terdapat di amerika dan tidak terdapat di Indonesia. Hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air.

 Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.  Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)

Sub ordo dari Urodela
Subordo Sirenidea
Famili Sirenidea
Contoh hewan, yaitu, Siren lacertian,
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Caudata
Familia            : Sirenidae
Genus              : Siren
Spesies            : Siren lacertian


Gambar 6: Siren lacertian
Sumber: academia edu

Famili Cryptobranchidae
Hidup di air yang mengalir
Mengalami metamorphosis sempurna
Mempunyai empat jari di kaki depan dan lima jari di kaki belakang
Makanannya hewan Invertebrata seperti jenis crustase atau binatang air yang kecil
Contoh: Andrias japonicas (Kadal raksasa)

Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Caudata
Familia            : cryptobrancidae


Genus              : Andrias
Spesies            : Andrias japonicas



Gambar 7: Andrias japonicas
Sumber : ademia edu
Famili Hynobiidae
Contohnya Salamendrella keyserlingi. 
Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Amphibia
Subclass:Lissamphibia
Order:Caudata
Family:Hynobiidae
Genus:Salamandrella
Species:S. keyserlingii

Contoh gamabar:

Gambar 8: S. keyserlingii
Sumber: ademia edu
 Famili Proteidae
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Order: Caudata
Suborder: Salamandroidea
Family: Proteidae
Genus: Necturus
Species: Necturus maculosus


Gambar 9: Necturus maculosus
Sumber: academia edu
Famili Ambystomatidae
Contohnya Ambystoma opacum.
Kingdom    : Animalia
Phylum      : Vertebrata
Class          : Amphibi
Ordo          : Urodela
Family      : Sirenidea
Genus        : Ambystoma
Spesies        : Ambystoma opacum


Gambar 10: Ambystoma opacum
Sumber: academia edu

Famili Dicampetodontidae

Kingdom    : Animalia
Phylum      : Vertebrata
Class          : Amphibi
Ordo          : Urodela
Family      : Dicampetodontidae
Genus        : Dicampetodon
Spesies        : Dicampetodon


Gambar 11:Dicampetodon
Sumber: academia edu
Famili Amphiumidae

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Order: Caudata
Family: Amphiumidae
Genus: Amphiuma
Species: A. means
Contoh gambar:


Gambar 12:A. means
Sumber: academia edu
Famili Salamandridae
Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Amphibia
Order:Caudata
Family:Salamandridae
Genus:Chioglossa
Species:C. lusitanica
Contoh gambar:

Gambar 13:C. lusitanica
Sumber: academia edu
Famili Plethodontidae

Kingdom:Animalia
Phylum:Chordata
Class:Amphibia
Order:Urodela
Family:Plethodontidae
Genus:Bolitoglossa
Species:Bolitoglossa

Gambar 14:Bolitoglossa
Sumber:academia edu


3.      Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya.
Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb, 1986)

Ordo Anura dibagi menjadi beberapa famili, yaitu:

Ascaphidae
Ciri-ciri :
Memiliki kaki berbentuk cakar yang digunakan untuk merobek makanannya.
Xenopus berbentuk bulat, seperti telur dan memiliki kulit yang sangat licin.
Selalu berganti kulit pada setiap musim. Mempunyai waktu hidup sekitar 5-15 tahun.
Jantan dan betina dapat di bedakan berdasarkan bentuk. Bentuk xenopus jantan biasanya sekitar 20% lebih kecil dari xenopus betina, dengan tubuh dan kaki agak langsing. Xenopus betina lebih gemuk dengan tonjolan di atas belakang kaki, karena tonjolan itu merupakan tempat telur.

Gambar 15: Xenopus laevis
Sumber:biologyeducationsite
Leiopelmatidae,
Ciri-ciri :Katak kecil dengan moncong-lubang panjang sampai dengan 31 mm untuk laki-laki, 37 mm untuk perempuan.
Bervariasi dalam warna dari kebanyakan hijau untuk campuran hijau dan coklat untuk sebagian besar coklat.


Gambar16: Leiopelma archeyi
Sumber:biologyeducationsite
Keunikan : Siklus hidupnya yang tidak melalui fase kecebong.
Habitat  : Spesies ini sepenuhnya terestrial, hidup dan berkembang biak di bawah vegetasi lembab di hutan asli.
Bombinatoridae
Ciri-ciri :
Tubuh gemuk dengan kepala datar yang lebih lebar daripada panjang.
Kelenjar punggung tersebut diatur dalam pola longitudinal sepanjang belakang, atau bisa tidak ada.

Gambar 17 : Bombina bombina
Sumber:biologyeducationsite
Habitat :
Di temukan dalam berbagai habitat Mediterania, dari daerah terbuka, pasir pantai,, rumput tanaman dan hutan. Berlimpah di daerah dengan vegetasi yang jarang di dekat badan air, kadang-kadang ditemukan di air payau.

Discoglossidae
Ciri-ciri : Katak kecil gempal dengan kepala relatif besar. Alytes dewasa dari kedua jenis kelamin mendapatkan sebuah-lubang moncong panjang sekitar 55 mm. Mata yang besar dan memiliki murid celah berbentuk vertikal. Kulit berkutil, dan deretan besar, kutil sering kemerahan memanjang dari tympanum ke daerah pinggang. Warna bervariasi dari titik-titik hitam kecil, titik berwarna coklat sampai bintik zaitun atau hijau. bawah adalah putih kotor, dan tenggorokan dan dada sering terlihat dengan abu-abu.


Gambar 18: Alytes obstetricians
Sumber:biologyeducationsite
Keunikan : Katak ini sangat terkenal dengan perilaku induknya. Katak jantan melampirkan massa telur dan membawa sampai telur menetas, pada titik ini jantan mengeluarkan berudu ke dalam badan air. Betina yang dapat memproduksi hingga empat cengkeraman telur per musim kawin.
Habitat : Terdapat di delapan negara Eropa: Portugal, Spanyol, Perancis, Belgia, Belanda, Luksemburg, Jerman dan Swiss.

Pipidae
Ciri-ciri : Memiliki modifikasi morfologi, kaki benar-benar berselaput, tubuh diratakan, dan memiliki garis rusuk sistem. Selain itu, Pipidae memiliki telinga yang dimodifikasi untuk memproduksi dan menerima suara bawah air. Tidak memiliki lidah atau pita suara, bukannya memiliki batang kurus dalam laring yang membantu menghasilkan suara. Lebar tubuh berkisar 4-19 sentimeter (1,6-7,5 dalam) panjangnya tubuh.


Gambar 19: Fejervarya cancrivora
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Di perairan, ditemukan di daerah tropis Amerika Selatan (genus Pipa) dan sub-Sahara Afrika (empat marga lainnya)

Rhinophrynidae
Ciri-ciri : Panjang tubuh sampai 8 cm (3.1 in), dan biasanya memiliki bintik-bintik merah pada tubuh gembung dengan sebuah garis merah di sepanjang pusat punggungnya. Memiliki kaki yang pendek, dan kepala kecil runcin. kaki memiliki horny, kaki pendek dan kuat. Mata relatif kecil, dan tympanum tidak terlihat.


Gambar 20 :Rhinophrynus dorsalis
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Sebagian besar hidupnya di bawah tanah. Bersembunyi dalam tanah lunak.
Keunikan : Katak ini membenamkan lidahnya langsung keluar dari depan mulut, bukannya membalik keluar, seperti pada katak lain.

Megophryidae
Ciri-ciri :
Bertubuh pendek agak gendut.
Kepala besar dengan runcingan kulit di atas kedua mata dan di ujung moncong. Sepasang runcingan kulit yang lain, yang lebih kecil, terdapat di ujung-ujung rahang.

Katak jantan lebih kecil daripada betinanya.
Dorsal (bagian punggung) berkulit halus.
Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, dengan bintil-bintil agak kasar.
Selaput renang di kaki sangat pendek.


Gambar 21:Megophrys montana
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Penyamaran yang sempurna dari warna dan bentuk tubuh katak ini di lantai hutan, menyebabkan bangkong bertanduk sulit dikenali di siang hari. Katak ini kerap bersembunyi di bawah serasah hutan, dan baru pada malam hari aktif menjelajahi lantai hutan hingga ke pinggiran sungai.

Keunikan : Berudu katak bertanduk memiliki mulut serupa corong, biasanya ditemukan di bagian sungai yang menggenang atau yang kurang berarus.
Pelodytidae
Ciri-ciri : Berbintik hijau banyak dan tidak bau, seperti katak bawang putih .

Gambar 22: Pelodytes punctatus
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Hidup di tempat yang lembab, Mereka terlikat seperti malam hari, namun dalam beberapa waktu siang hari juga terlihat.

Pelobatidae
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sampai dengan 10 cm (3,9 in) panjangnya, yang sering menarik perhatian dengan warnanya yang menarik. Berwarna fossorial dan menggali pasir sebagai tempat untuk bersembunyi. Memiliki tonjolan mengeras di kaki mereka untuk membantu dalam menggali. Akan muncul dari tanah pada saat hujan dan berkembang biak di kolam.


Gambar 23:Pelobates fuscus
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Semua spesies dari keluarga ini memiliki hidup bebas di air.
Keunikan : Dikenal sebagai Katak Bawang putih, karena ketika merasa terancam, katak ini mengeluarkan suara yang sangat keras dan dapat mengeluarkan sekresi beracun yang berbau bawang putih, oleh karena itu katak ini disebut juga sebagai “katak bawang putih”.

Bufonidae
Ciri-ciri : Kulit kasar dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.


Gambar 24: Bufo calamita
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Mendiami berbagai lingkungan, dari daerah kering ke hutan hujan.
Hylidae
Ciri-ciri : Hidup arboreal, mata menghadap ke depan dan bantalan perekat pada jari tangan dan kaki. Kebanyakan memakan serangga dan invertebrate lainnya, tetapi beberapa spesies yang lebih besar dapat memakan vertebrata.

Gambar 25:Hyla arborea
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Habitat di pepohonan Spesies lain bertelur pada daun menjorok vegetasi air, yang memungkinkan kecebong untuk jatuh ke kolam saat mereka menetas.
Leiopelmatidae
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil, hanya 5 cm (2.0 in) panjangnya.


Gambar26: Leiopelma hochstetteri
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Sebagian besar spesies bertelur di dalam tanah lembab, biasanya di bawah batu atau vegetasi. Setelah menetas dari kecebong sarang di belakang laki-laki, semua tanpa perlu berdiri atau air mengalir.
Myobatrachidae
Ciri-ciri : panjang dari 1,5 cm (0,59 in), untuk katak terbesar kedua di Australia, Giant Barred (Mixophyes iteratus), panjangnya 12 cm (4.7 in). Tidak ada spesies arboreal, dan ditemukan di Australia dan New Guinea 

Gambar 27:Limnodynastes sp
Sumber:biologyeducationsite
Pseudidae
Ciri-ciri : Mata menonjol, hindlimbs kuat, dan kaki berselaput sepenuhnya. kecebong raksasa yang bisa mencapai hingga 26 cm (sekitar 10 inci).


Gambar 28: Pseudis sp
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Banyak ditemukan di kolam
Sooglossidae
Ciri-ciri : Ukuran panjang tubuh sekitar 4 sentimeter, bersembunyi di bawah daun-daun jatuh atau di celah-celah batu.

Gambar 29:Nasikabatrachus sahyadrensis
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Bertelur di tanah lembab, bukan di air.
Dendrobatidae
Ciri-ciri : Ukuran panjang tubuh dewasa 1,5 cm (0,59 in), meskipun sedikit yang sampai dengan 6 cm (2.4 in) panjangnya. Berat sekitar 2 gram, tergantung pada ukuran katak. Kebanyakan katak panah beracun berwarna cerah, menampilkan aposematic pola. Pewarnaan cerah mereka dikaitkan dengan toksisitas dan tingkat alkaloid.


Gambar 30: Dendrobates auratus
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Di tempat-tempat lembab, termasuk pada daun, pada tanaman, antara akar terbuka, dan di tempat lain.
Microhylidae

Gambar 31:Tomato Frog (Dyscophus Antongilii)
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Kodok ini menghuni di dataran rendah di barat-laut Madagaskar. Dan hidup di rawa dan kubangan air yang dangkal.

Keunikan : Kodok ini dapat merubah warnanya sebagai suatu mekanisme peringatan melawan musuhnya. Ketika terancam, Kodok ini memompa badannya. Dan jika si pemangsa melahapnya ke dalam mulut, kulit si Kodok akan mengeluarkan suatu enzim keputih-putihan yang akan merekat di mulut dan gigi pemangsa, menjadikan pemangsa itu risih dan gatal, kemudian melepaskan Kodok dari mulutnya. Zat lengket itu akan menempel terus di mulut pemangsa, dan berisi suatu toksin yang dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbahaya.

Ranidae
 Ciri-ciri : Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulit halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulut lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya.


Gambar 32: Common Frog (Rana temporaria)
Sumber:biologyeducationsite
Rachoporidae
Ciri-ciri : Memilki ukuran, dari 1,5 cm (0,59 in) sampai 12 cm (4.7 in) Seperti katak arboreal lain, memiliki disc kaki. Katak ini memiliki anyaman luas antara tangan dan kaki, yang memungkinkan mereka untuk melayang di udara.


Gambar 33:Mantella sp
Sumber:biologyeducationsite
Habitat : Sebagian besar hidup di pohon.

Cara Pelestarian Amphibia
 sebuah program pengembangbiakan amfibi yang merupakan salah satu usaha penyelamatan yang dilakukan para herpetologists di seluruh dunia. Robin Moore, pakar amfibi pada lembaga pelestarian internasional mengatakan kalau jumlah amfibi memang mengalami penurunan. Banyak spesies berkurang dan diperkirakan punah. Amfibi adalah binatang yang jumlahnya mengalami penurunan sangat cepat. Dan menurut Robin Moore program pengembangbiakan adalah cara yang tepat untuk memperlambat kepunahan itu. Program ini dianggap suatu cara untuk menghindari kepunahan secara langsung. Program pengembangbiakan amfibi yang dilakukan di rumah rumah di Madagaskar itu dimulai dengan 30 katak dari kawasan Andasiben. Tapi tentu saja tidak akan berhenti disitu, masih ada rencana meningkatkan jumlahnya dan akhirnya mengembangbiakkan spesies yang terancam punah itu. Kuncinya adalah menggabungkan program seperti ini dengan program di lapangan untuk memastikan habitat amfibi itu dilindungi dan idenya adalah untuk mengembalikan spesies itu ke alam bebas.
Kleopfer  mengatakan, tampaknya orang tidak menyadari pentingnya amfibi dan perannya dalam ekosistem.  Katak katak itu memakan serangga dan katak katak itu adalah makanan binatang lain. Mereka membantu menyuburkan tanah ketika berada di lingkungan sekitarnya. Jadi ada hubungan timbal balik. Pada pertengahan musim dingin tidak ditemukan katak atau kadal. Tapi hanya dengan dua jam berkendara ke arah Selatan di Virginia, John Kleopfer menemukan banyak telur kadal di genangan air di dekat jalan. Di dekatnya, ada banyak kecebong yang kemungkinan akan menjadi katak hijau atau katak kayu yang berenang di sekitar air berlumpur itu. Sebuah pemandangan yang menjanjikan bagi peneliti perlindungan amfibi. Sayangnya, di bagian lain Amerika dan juga di negara negara lain, dunia fauna katak sangat bermasalah dan oleh karena sebab inilah pusat pengembangbiakan seperti yang ada di Madagaskar sangat penting dan dapat mencegah mahluk mahluk penting itu dari kepunahan.


Manfaat kelas amphibia
Adapun relasi manusia dengan katak adalah sebagai berikut:
a.        Digunakan untuk pengobatan khususnya di negara Cina
b.        Dijadikan bahan kosmetik
c.        Dijadikan sebagai bahan penelitian ilmu pengetahuan
d.       Digunakan sebagai umpan ikan
e.        Salah satu kelas amphibi yaitu Bufo melanosticus sebagai alat tes kehamilan
f.         Digunakan sebagai bahan makanan
g.        Dijadikan hewan peliharaan

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993)
Ciri-ciri ampibi secara umum:
Penutup tubuhnya berupa kulit yang berlendir
Hewan berdarah dingin (poikiloterm)
Amfibi mengalami metamorfosis sempurna.
Hewan ‘berkaki empat’ (tetrapoda) dengan alat gerak berupa dua pasang kaki. Kaki amfibi memiliki selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya. Kaki ini berfungsi juga untuk melompat dan berenang.
Jantung amfibi terdiri atas tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik.
Alat pernafasan amfibi setelah dan sebelum bermetamorfosis berbeda. Saat masih larva (kecebong) alat pernapasannya berupa insang. Setelah dewasa bernafas dengan menggunakan paru-paru dan kulit. Kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang berfungsi mencegah air tersedot masuk ke dalam tubuh ketika menyelam.
Mata amfibi memiliki selaput tambahan yang disebut membrana niktitans. Selaput ini berguna saat menyelam.
Amfibi berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan eksternal, yaitu betina melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya.
Anggota amphibia terdiri dari 4 ordo yaitu Apoda (Caecilia), Urodela (Salamander), dan Anura ( katak dan kodok), Proanura (telah punah)
Salah satu keunikan amphibia yaitu KatakAlytes obstetricians ini sangat terkenal dengan perilaku induknya. Katak jantan melampirkan massa telur dan membawa sampai telur menetas, pada titik ini jantan mengeluarkan berudu ke dalam badan air. Betina yang dapat memproduksi hingga empat cengkeraman telur per musim kawin.
ada sebuah program pengembangbiakan amfibi yang merupakan salah satu usaha penyelamatan yang dilakukan para herpetologists di seluruh dunia. Robin Moore, pakar amfibi pada lembaga pelestarian internasional mengatakan kalau jumlah amfibi memang mengalami penurunan. Banyak spesies berkurang dan diperkirakan punah. Amfibi adalah binatang yang jumlahnya mengalami penurunan sangat cepat. Dan menurut Robin Moore program pengembangbiakan adalah cara yang tepat untuk memperlambat kepunahan itu. Program ini dianggap suatu cara untuk menghindari kepunahan secara langsung. Program pengembangbiakan amfibi yang dilakukan di rumah rumah di Madagaskar itu dimulai dengan 30 katak dari kawasan Andasiben. Tapi tentu saja tidak akan berhenti disitu, masih ada rencana meningkatkan jumlahnya dan akhirnya mengembangbiakkan spesies yang terancam punah itu. Kuncinya adalah menggabungkan program seperti ini dengan program di lapangan untuk memastikan habitat amfibi itu dilindungi dan idenya adalah untuk mengembalikan spesies itu ke alam bebas.Staff dari Departemen Perikanan Virginia bernama  John Kleopfer membantu melacak populasi amfibi di daerah satwa liar Mattaponi sebagai bagian dari program pemantauan nasional. John mengatakan para pejabat suaka pertama kali mengamati pengurangan jumlah amfibi itu  pada tahun 1970-an. Tapi baru pada pertengahan tahun 1990-an,  jamur Chytrid berhasil dilacak sebagai penyebab musnahnya amfibi secara besar-besaran. Scott Boisvert adalah siswa berusia 18 yang mempelajari jamur chytrid yang menyebabkan musnahnya amfibi secara besar besaran itu. Jamur ini bergerak seperti awan yang mematikan melewati Panama dan Amerika Tengah. Seorang peneliti mampu memetakan waktu jamur itu muncul dan akibatnya pada katak katak di daerah itu.Kleopfer juga mengatakan, tampaknya orang tidak menyadari pentingnya amfibi dan perannya dalam ekosistem.  Katak katak itu memakan serangga dan katak katak itu adalah makanan binatang lain. Mereka membantu menyuburkan tanah ketika berada di lingkungan sekitarnya. Jadi ada hubungan timbal balik. Pada pertengahan musim dingin tidak ditemukan katak atau kadal. Tapi hanya dengan dua jam berkendara ke arah Selatan di Virginia, John Kleopfer menemukan banyak telur kadal di genangan air di dekat jalan. Di dekatnya, ada banyak kecebong yang kemungkinan akan menjadi katak hijau atau katak kayu yang berenang di sekitar air berlumpur itu. Sebuah pemandangan yang menjanjikan bagi peneliti perlindungan amfibi. Sayangnya, di bagian lain Amerika dan juga di negara negara lain, dunia fauna katak sangat bermasalah dan oleh karena sebab inilah pusat pengembangbiakan seperti yang ada di Madagaskar sangat penting dan dapat mencegah mahluk mahluk penting itu dari kepunahan.
Manfaat kelas amphibia
Adapun relasi manusia dengan katak adalah sebagai berikut:
a.        Digunakan untuk pengobatan khususnya di negara Cina
b.        Dijadikan bahan kosmetik
c.        Dijadikan sebagai bahan penelitian ilmu pengetahuan
d.       Digunakan sebagai umpan ikan
e.     Salah satu kelas amphibi yaitu Bufo melanosticus sebagai alat tes kehamilan
f.         Digunakan sebagai bahan makanan
g.        Dijadikan hewan peliharaan

saran
Dalam penyusunan makalah tentunya masih terdapat kekeliruan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari bapak/ibu dosen dan rekan-rekan mahasiswa yang membangun sangat kami harapkan, guna mengevaluasi diri kami agar penyusunan makalah selanjutnya lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece Mitchel. 2003. BiologiI Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: 
PenerbitErlanggga.
Sudjadi, Bagod. 2007. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Surabaya: PT 
Yudistira.
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Titis Adhiaramanti dan Sukiya, M.2016.sikeanekaragaman anggota ordo anura di lingkungan universitas negeri yogyakarta: 62 Journal Biologi Vol5 No 6;Universitas Negeri Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK KELAS DIALYPETALAE

MAKALAH ANAK KELAS DIALYPETALAE Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah botani tumbuhan tinggi Dosen Pengampu: Dr.Achyani...